Artikel
2022-01-27 | ITHB
BCA Kembali Bidik Kampus Harapan Bangsa Untuk Suplai Ratusan Tenaga Kerja Digital Terampil

Mengawali tahun 2022, PT Bank Central Asia Tbk kembali “berburu” tenaga-tenaga terampil di sektor teknologi informasi (IT) untuk mengisi sekitar 600 posisi yang kini lowong. Menyikapi kebutuhan tersebut, dua pejabat senior dari Kantor Pusat BCA masing-masing Jayaprawirya Diah (Executive Vice President Data Management and IT Management Office BCA) dan Ferdinan Wirawan (Vice President IT Management Office BCA), menyambangi Institut Teknologi Harapan Bangsa, Rabu (5/1), di Kota Bandung Jawa Barat guna mencari talenta-talenta digital berbakat untuk menjadi bagian dari bank swasta terbesar di tanah air tersebut.

Dalam pertemuan yang penuh dengan suasana keakraban, pihak ITHB diwakili oleh Anggoro Prasetyo S.T., M.T., selaku Direktur Operasi dan Sumber Daya. Selain itu hadir juga beberapa dosen terkait seperti Ventje Jeremias Lewi Engel, M.T., CEH (Informatika), Dr. Hery Heryanto, S.Kom., M.Kom. (Informatika), Ivan Michael Siregar, S.T., M.T. (Sistem Informasi), serta Yoyok Gamaliel, S.T., M.Eng. (Mobile Technology).

Sebagai salah satu universitas swasta terbaik, ITHB sudah lama dikenal sebagai salah satu tujuan favorit BCA dalam mencari tenaga-tenaga muda handal untuk ditempatkan di berbagai posisi yang tersedia. Bahkan ada sejumlah mahasiswa yang sudah resmi direkrut sebelum mereka lulus atau diwisuda. Kepercayaan besar dari mega korporasi seperti BCA dalam menjaring mahasiswa dan lulusan ITHB, merupakan pembuktian nyata tentang kualitas mahasiswa yang digodok serta dipersiapkan di lembaga pendidikan yang dipimpin oleh Dr. Ir. Samuel Tarigan, MBA.

Di lain pihak, pengalaman melayani jutaan nasabah selama puluhan tahun kiprahnya di dunia perbankan nasional menjadikan BCA sebagai salah satu perusahaan idaman para pencari kerja. Beberapa tahun lalu, BCA bahkan berhasil menyabet penghargaan Indonesian Employers of Choice Award by Job Seeker. 

Sementara itu, salah satu pembahasan menarik dalam pertemuan tersebut adalah adanya semacam “pekerjaan rumah” yang harus dilakukan baik oleh pihak BCA dan juga ITHB, yaitu bagaimana menarik minat mahasiswa milenial yang ditenggarai lebih memilih berkarier di jalur perusahaan rintisan atau startup ketimbang masuk ke industri finansial.

Menyikapi fenomena tersebut, kedua belah pihak setuju untuk mengambil langkah-langkah konkrit dalam rangka menumbuhkan keinginan generasi millenial ini supaya melihat sektor keuangan dari kacamata yang lebih komprehensif. Salah satu yang tengah dijajaki adalah kegiatan kuliah umum, dimana seluk beluk peluang karier di dunia perbankan akan dipaparkan secara lengkap.

Secara khusus, Ivan Michael Siregar, S.T., M.T. dari ITHB menyampaikan tiga hal penting untuk dicermati yaitu konsep pipeline curriculum, pipeline research, serta pipeline internship.

Pipeline curriculum dengan muatan real case serta data sampel dari BCA sendiri yang nantinya akan diutilisasi pihak kampus dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mata kuliah Data Analytic, Machine Learning, serta Artificial Intelligence. Diharapkan, kepercayaan diri mahasiswa akan tumbuh bahwa mereka sanggup dan layak kerja di BCA, karena berhasil menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di BCA. Nantinya pada portofolio mahasiswa, secara legal akan dicantumkan bahwa yang bersangkutan sudah menyelesaikan beberapa kasus yang ada di BCA,” demikian Ivan menegaskan.

Sementara itu konsep pipeline research menurutnya dapat melibatkan dosen dan mahasiswa.  

“Tujuannya supaya dosen memiliki peran, beban dan target untuk mengawal mahasiswa yang dianggap potensial untuk bekerja di BCA. Karena kalau dosen tidak memiliki keterlibatan langsung dengan proyek yang berkaitan langsung dengan BCA, maka akan “sulit” untuk memfilter, menyiapkan, serta mengarahkan mahasiswa yang sebetulnya memiliki kecakapan untuk menjadi bagian dari BCA. Dosen seperti tidak memiliki obligasi dalam hal ini.”

Hal ketiga adalah konsep pipeline internship. Masih menurut dosen Sistem Informasi ini, program magang harus bersifat credit based dimana mahasiswa akan mendapat hasil berupa SKS.

“Kalau magang non-SKS, akan sulit untuk menggugah minat mahasiswa karena tidak terlihat dampak langsung bagi mahasiswa itu sendiri. Dalam hal ini ITHB perlu memikirkan timing dan SKS yang pas dan cocok, sehingga skenario magang ini berdampak langsung bagi mahasiswa bersangkutan. Di samping itu juga harus ada garansi di mana mereka bisa langsung kerja di BCA ketika lulus nanti. Ini kan sangat menarik bagi mahasiswa, effort yang pas dengan output maksimal,” pungkas Ivan.