Artikel
2022-02-03 | ITHB
Battle the algorithms: How young engineer graduate from ITHB learns a lesson of life to say “Hello world…”

#include <iostream>

int main()

{

std::cout << "Hello, world!\n";

return 0;

}

 

“Hello world…..”

Tentu saja ini bukan frase asing bagi mereka yang berkecimpung di dunia koding, karena dua kata itu adalah sebuah program komputer yang menampilkan pesan ke layar komputer saat seorang programmer mengetes hasil dari suatu bahasa pemrograman. Hampir seluruh bahasa pemrograman menggunakan pesan ini sebagai kata pembuka atau perkenalan ketika baru menggunakan bahasa pemrograman yang digunakan. Sekilas tampak sederhana tapi untuk membuat bahasa pemrograman dan menampilkan dua kata itu, ternyata bukan perkara mudah. Ada satu tahapan yang tidak bisa dilangkahi oleh tahapan lain. 

Itulah sebabnya ada semacam “hukum” yang harus dipatuhi oleh seorang programmer muda yang berbunyi Algoritme dulu, koding kemudian. 

Itu adalah pesan penting untuk mereka yang “baru menetas” dari cangkang teknologi dan akrab bergelut di dalam dunia coding. Sederhananya adalah, belajar logikanya dulu sebelum berani “menyapa dunia”. Cermati bagaimana sebuah program dapat berjalan dan langkah pertama adalah pahami masalah algoritme. Sejenis makanan apa sih itu?

Algoritma adalah proses atau serangkaian langkah terstruktur yang digunakan untuk mencari solusi sebuah masalah. Sederhananya, algoritme adalah logika. Algoritma juga dapat dikatakan sebagai inti dari ilmu komputer atau informatika. Algoritma adalah pengetahuan, sedangkan pemrograman adalah skill. Algoritma diperlukan untuk menulis sebuah program agar hasilnya sesuai harapan dan tanpanya seorang programmer tidak akan tahu apakah program yang dibuat bisa benar-benar memecahkan sebuah masalah. 

Ivan Christian adalah seorang engineer muda yang menamatkan pendidikannya di Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), sebuah universitas swasta terbaik yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Ia memutuskan kuliah di sana dengan anggapan bahwa ITHB adalah kampus terbaik untuk program studi computer science. Tentu saja anggapan ini terbukti benar seiring berjalannya waktu. 

Mempersiapkan dirinya menjadi seorang engineer, Ivan paham benar bahwa algoritme adalah fondasi utama yang harus dibangun, meskipun ia tahu kalau “si hitam putih” ini adalah subject yang tricky untuk dikuasai. Tidak sedikit yang menganggap bahwa algoritme adalah hal yang sangat sulit untuk dipelajari, namun sebetulnya kata “sulit” tidaklah terlalu tepat untuk menggambarkan algoritme. Kata kuncinya adalah sabar.

Inilah yang menjadi pelajaran berharga untuk Ivan, sementara ia mempersiapkan dirinya di ITHB untuk menjadi seorang profesional bermutu di dunia kerja. Ada kata bijak seperti ini, Actually it is not hard.you are just impatient. Follow the ladder. Don’t climb up skipping the steps.”  Benar sekali. Ketika Ivan belajar untuk menjadi sabar dan meniti tangga demi tangga, masalahnya dalam belajar algoritme teratasi dengan sendirinya.

“Ketika major kamu computer science, bagian terberat adalah belajar algoritme. Aku masih ingat betapa stress dan susahnya di fase-fase awal namun dengan kesabaran aku bisa mengatasi itu. Penting untuk belajar bagaimana mengatasi tekanan.”

Hari ini Ivan sedang mengembangkan karirnya sebagai seorang iOS engineer bersama salah satu unicorn terbesar Indonesia, Traveloka, setelah melewati dua tahapan wawancara. 22 Oktober 2018 merupakan momentum awal dimana ia secara resmi terjun ke dunia kerja setelah sukses menamatkan kuliah di ITHB. 

Sebagai seorang iOS Developer, Ivan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan aplikasi untuk perangkat seluler dengan sistem operasi iOS Apple. Idealnya, iOS developer harus menguasai salah satu bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengembangkan platform ini, yaitu Objective-C dan Swift. Selain itu, ia juga harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai sistem operasi iOS dan cara kerjanya di berbagai device keluaran Apple seperti iPhone, iPad, Apple Watch, dan Apple TV.

Adapun tanggung jawab kesehariannya di Traveloka adalah menghandle pengembangan aplikasi iOS untuk refund platform. Di samping itu ia juga diserahi tugas untuk memastikan bahwa tidak ada masalah ketika customer melakukan proses booking di salah satu layanan yang disediakan Traveloka. 

Diunduh sebanyak 60 juta customer dan menyediakan 20 lebih jenis layanan, menjadikan Traveloka sebagai perusahaan reservasi online terbesar di Asia Tenggara. Bukan pekerjaan mudah untuk engineer seperti Ivan untuk memastikan tidak ada kendala di platform booking yang menghandle transasksi dalam volume massif setiap hari. Apalagi di saat pandemi seperti sekarang dimana jumlah transaksi naik sebesar 100%.  

Sebagai seorang yang memang bercita-cita untuk menjadi iOS engineer, Ivan beruntung karena dipersiapkan dengan matang di ITHB. Pembangunan karakter yang merupakan salah satu ciri khas dari universitas ini, membentuk Ivan menjadi individu yang siap untuk bersaing dengan siapa saja di marketplace. Proses wawancara kerja yang harus ia lewati, menuntut kemampuan untuk bisa dengan presisi memecahkan coding yang digunakan ketika interview soal teknis pemrograman, menjadi bukti kesiapan Ivan sebagai lulusan dengan bekal ilmu unggulan. Ia lebih baik beberapa langkah dari kandidat lain yang juga berburu posisi serupa di Traveloka.

Baginya, menjadi seorang iOS developer itu tak ubahnya seperti menjadi seseorang yang memiliki bayi. Harus diasuh hingga tumbuh dewasa. Di sana ada proses nurturing, educating, maintaining sebelum melihat ada pertumbuhan sempurna. Ivan menyimpulkannya secara sederhana.

“You won’t go anywhere or make any extra effort if you don’t have any sense of ownership. Developing a product is like having a baby and I proudly said that I am happy to see my baby growing, being used and the most important thing is solving customer pain points.”

Ivan Christian telah melakukan bagiannya yaitu belajar secara paripurna. Ia tidak hanya cemerlang dalam hal akademis, namun unggul dalam karakter sebagai seorang profesional. Ia belajar sabar untuk melangkah tangga demi tangga hingga akhirnya hari ini  bisa dengan optimis dan lantang berkata ,”Hello world…..”