Artikel kali ini akan membahas apa yang digadang-gadang sebagai “The Second Coming of Internet and human kind desperately need it !!”. Jadi percaya aja deh, kamu bakal kehilangan informasi maha penting kalo gak serius baca tulisan ini sampai selesai. So, buckle up for a blockchain crash course guys..!!
Secara sederhana, blockchain dengan semua kerumitan teknologinya adalah sebuah metode baru untuk menyimpan dan mendistribusikan data. Kamu pasti gak asing lagi dengan yang namanya aplikasi online, pendaftaran online, belanja online dan semua jenis kegiatan online yang memang menjadi kian lumrah di era digitalisasi. Tapi kita juga kuatir dengan semua data personal yang terpaksa harus diumbar di dunia maya kan?
“Selamat siang Bapak/Ibu, maaf nama saya Putri dari Bank Wara Wiri. Ini ada produk kartu kredit terbaru. Banyak program diskonnya lho. Saya bantu daftar ya, apalagi sekarang ada promo free iuran tahunan juga”.
Tanpa dikomando, nyerocoslah si Putri dengan segala informasi yang kadang bikin kita kehabisan napas karena gak dikasih kesempatan untuk bertanya. Sampai akhirnya….
“Aduh Mba, tunggu dulu deh.. . Ini kok jadi mengganggu ya. Mba Putri ini dapat nomer HP saya dari mana? Saya gak kenal Mba, kenapa bisa tiba-tiba nelpon saya?”
Pernah tidak mengalami pengalaman seperti itu? Bingung kan, kenapa nomor HP kita kok bisa wara wiri di antara para marketing online? Kerahasiaan data pribadi ternyata tidak bisa dijamin di era digitalisasi. Sementara itu merupakan hal krusial di dalam peradaban yang disebut modern nan canggih saat ini.
Atau gini deh, kamu itu punya kakak atau adik yang kebetulan lagi kuliah di Sydney Australia. Pas mau bayar uang kuliah sama sewa apartemen, pasti kamu akan minta ditransfer lagi. Sebagai orangtua yang baik, sejatinya pengen buru-buru untuk mengirimkan uang. Transfer lewat ATM bisa saja sih, tapi masa iya duit yang dikirim cuman dikit? Kan di ATM ada limitnya. Gak ada pilihan kecuali langsung ke Bank. Tapi guys, semua orang tahu bahwa proses pengiriman uang via bank ke luar negeri mahal biayanya. Bank akan memeriksa apakah bank yang dituju adalah koresponden atau tidak. Jika ternyata bank tempat mengirim dana tidak mengenal bank tujuan, maka bank harus mencari bank lain sebagai perantara. So pasti nih, uang yang dikirim itu bisa jadi dipotong di setiap titik sebagai komisi. Sudah begitu, sampainya lama pula, bisa dua sampai tiga hari. Mau sampai pada hari yang sama? Bayar lagi, dan itu mahal sekali. Ribet kan? Padahal sudah era digitalisasi loh.
Satu lagi nih contohnya. Mau pesan Grab atau Indriver? Pasti semua telpon kita akan masuk ke pusat layanan perusahaan bersangkutan kan. Iya lah. Udah kita pesan, order kita akan diterima sebelum kemudian diproses dan dilempar lagi ke pengemudi terdekat. Sudah bukan rahasia, Grab memotong 20% komisi dari setiap order yang diterima pengemudi, sementara InDriver meski tidak melakukan pemotongan, tapi pasti ada mekanisme untuk membawa laba bagi perusahaan. Bayangkan nantinya, kita bisa langsung memesan transportasi tanpa ada lagi middleman (perantara). Bisa lebih cepat, lebih gampang dan pastinya lebih nyaman. Buat pengemudi, gak usah pusing dengan potongan komisi karena duit akan masuk dompet dengan utuh. Memang bisa seperti itu?
Nah dengan teknologi Blockchain, semua jenis keribetan itu bakalan gak ada lagi. Dengan kata lain, good bye bank, goodbye internet monolit, good bye semua keruwetan.
Blockchain bakal memungkinkan setiap individu untuk membagi informasi satu sama lain, tanpa kuatir bahwa data pribadi akan diambil atau dibocorkan oleh pihak ketiga Karena setiap kegiatan transaksi dan informasi bersifat publik, setiap orang akan dengan mudah mengawasi detail dari proses bisnis yang sementara berlangsung. Uang yang dikirim ke Sydney, Australia tadi, akan mudah terlacak sampai masuk ke rekening penerima tanpa harus menghabiskan pulsa untuk mengecek ke bank jika terjadi masalah.
unplash.com
Hebatnya, teknologi Blockchain ini tidak hanya berlaku dalam bisnis cryptocurrency atau perbankan saja. Ada ratusan jenis usaha, industri dan sektor lain yang bisa menggunakan Blockchain seperti perpajakan, ekspedisi perkapalan, sistem kesehatan, jasa real estate, bahkan spotify dan apple music pun bisa menggunakan Blockchain. Sejatinya, teknologi ini sedang membawa kita melakukan loncatan vertical menuju masa depan.
Yuk kita lihat lagi aplikasi blockchain lainnya biar lebih mengerti guys!
Distribusi Barang (Supply Chain). Proses ini biasanya ribet banget karena panjangnya alur birokrasi. Pertama tidak efisien. Kedua sulit dilacak. Yang paling parah, proses ini sering dieksploitasi alias dikadalin. Celakanya, ketiga masalah tersebut bisa ada karena unsur kesengajaan. Misalnya kesalahan perhitungan biaya peti kemas, kesalahan pendokumentasian, ataupun kesalahan dalam pemberian label. Belum lagi kalau ada korupsi para pegawai. Kalau sudah begitu, perusahaan pasti rugi. Ada banyak celah pemalsuan yang tidak mungkin terdeteksi.Dengan sistem teknologi blockchain, semua masalah ini akan hilang secara otomatis.
Identitas Digital. Pencurian data pribadi merajalela di dalam masyarakat kita. Sepertinya, kita tidak memiliki kendali penuh kerahasiaan identitas kita kalau itu sudah beredar di dunia maya. Teknologi blockchain menyediakan infrastruktur terpadu, dengan pengoperasian yang mudah dan akan melindungi setiap data pribadi pengguna internet di semua sektor.
Energi. Di sektor ini, masalah yang paling sering dihadapi adalah transparansi, efisiensi, dan optimalisasi informasi dan data. Teknologi Blockchain seperti Vexanium memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi proses bisnis dan mampu mengurangi biaya yang berkaitan dengan pengoperasian dan distribusi minyak dan gas. Jika dikombinasikan dengan perangkat IoT, jaringan listrik Blockchain akan mampu mengotomatiskan berbagai masalah penagihan dan penyelesaian, menyelesaikan pembayaran saat itu juga, dan mengurangi biaya-biaya keperluan yang terkait.
Layanan Publik Pemerintah. Minta maaf nih ya… Tapi banyak sistem pemerintahan yang masih menggunakan teknologi jaman baheula alias jadul atau ketinggalan jaman. Pasti pernah kan, untuk masuk ke website salah satu institusi susahnya minta ampun. Ya masih dalam konstruksilah, sementara dalam perbaikan lah, tidak bisa dibukalah serta seabrek pesan error lainnya. Padahal sektor publik seperti ini justru memerlukan sistem super canggih supaya gampang diakses masyarakat. Belum lagi bicara keamanan data. Waduh, bisa geleng kepala. Tapi dengan Blockchain, pemerintah bisa membangun jaringan, meningkatkan akuntabilitas dan menjadi responsif terhadap permasalahan, meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan menciptakan fungsi pemerintah yang berkinerja tinggi dengan struktur yang lebih aman, gesit, dan tentunya hemat secara biaya.
Health Care System. Sudah lumrah kalau kita menemukan masalah seperti informasi yang tidak tepat, silo data atau kurangnya komunikasi antara pasien, penyelenggara, pihak rumah sakit dan dokter. Ini kisah nyata lho… Satu kali di sebuah klinik rumah sakit, pasien sedang konsultasi dengan dokter. Kebetulan bukan dokter ahli, tapi masih semacam dokter residen gitu deh. Nah, data pemeriksaan sebelumnya itu ternyata ada di dokter ahlinya dan akan dikirim lewat aplikasi yang ada di ponsel dokter muda tersebut. Malang tak dapat ditolak, untuk tak dapat diraih. Cuaca buruk hari itu, membuat semua jaringan telepon terganggu. Istilah kerennya, tidak ada sinyal. Akhirnya rekam medis pemeriksaan itu tidak bisa dikirimkan. Mubazirlah kunjungan ke rumah sakit. Mana lagi era pandemi pula, udah ambil resiko ke rumah sakit eh malah gak bisa diperiksa. Ambyar deh.
Nah dengan Blockchain, semua akan berbeda guys. Skenario pertukaran informasi yang berizin akan mengarah pada manajemen data medis yang lebih cepat tanggap, lebih efisien dan lebih aman. Juga, pelacakan obat dan alat kesehatan yang terintegrasi dan responsif akan bisa terwujud. Tentu saja hal ini akan meningkatkan pelayanan dan perawatan terhadap pasien. Tidak ada lagi data medis yang tidak bisa diakses karena sinyal jelek.
Perdagangan Internasional. Filing sistem atau penyimpanan data perdagangan acap kali masih manual, alias semua masih dicatat dengan pulpen atau diketik menggunakan komputer. Tidak heran, uang banyak dikorupsi. Catatan analog di atas kertas pasti rentan dengan kecurangan, kesalahan, plus lambatnya proses pencatatan. Dengan Blockchain, setiap elemen dari proses keuangan perdagangan dapat diubah menjadi data digital dan hanya pihak yang berwenanglah yang dapat mengakses data tersebut, memvalidasi setiap dokumentasi dan yang terpenting melakukan transaksi.
Entertainment. Pembajakan karya seni bukanlah barang baru. Tengok saja Glodok. Semua jenis pemalsuan karya musik, film serta software ada di sana. Siapa yang paling rugi, ya pasti pencipta karya seni tersebut. Triliunan uang ambyar karena pembajakan. Orang jadi kaya raya karena membajak dan memalsukan, Blockchain akan mengurangi pembajakan hasil karya seni dengan sangat signifikan.Teknologi ini memiliki potensi besar untuk melindungi kekayaan intelektual, menjaga setiap konten digital yang dipublikasikan dan memfasilitasi distribusi koleksi-koleksi digital yang asli dan otentik.
Real Estate. Ingin punya investasi rumah atau tanah, tapi tidak mungkin karena mahalnya biaya perantara. Kadang harga sudah jauh melambung karena adanya pihak ketiga. Padahal, investasi di bidang ini sangatlah menguntungkan di masa depan. Biaya transaksi meroket karena ada begitu banyak pihak yang terlibat. Dengan Blockchain, kesempatan untuk berinvestasi terbuka bagi siapa saja. Tidak ada lagi perantara. Biaya transaksi akan dipangkas dengan signifikan. Teknologi blockchain memungkinkan adanya digitalisasi aset dan instrumen keuangan. Hal ini memungkinkan fraksinasi kepemilikan, peningkatan likuiditas dan akses yang bebas menuju peluang investasi.
Ritel Fashion & Barang Mewah. Teknologi Blockchain akan menjamin rantai pasokan menjadi lebih mudah dan murah. Dengan demikian, nilai suatu barang tidak akan terbebani dengan biaya tambahan yang membuat mahalnya sebuah barang yang di cap mewah oleh konsumen. Teknologi ini juga akan mengurangi risiko pasar palsu dan abu-abu. Jadi, tidak ada lagi istilah seperti KW Super, KW 1, KW 2 dan lainnya.
Gerakan Kemanusiaan. Mengkorupsi dana sosial untuk masyarakat yang terdampak Covid19, merupakan dosa teramat keji. Tapi itulah yang terjadi. Menteri pun jadi pesakitan karena korupsi bantuan sosial. Miris, tapi itulah kenyataannya. Beras yang harusnya diterima 5 Kg setiap keluarga, hanya bersisa 5 liter. Uang tunai yang 500 ribu, hanya diterima 100 ribu. Teknologi Blockchain, akan mengembalikan rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah karena para maling dana bantuan tidak akan bisa lagi beraksi.
Teknologi peer to peer dalam Blockchain membuat tiap nodes memiliki kemampuan yang sama dan tidak ada nodes yang dapat menguasai nodes lainnya. Intinya, blockchain mampu mendistribusikan kepercayaan di dalam sebuah sistem IT.
Yang dibutuhkan adalah jaringan yang terbentuk dari komputer di satu jenis industri yang dihubungkan dengan industri sejenis lainnya yang akan menerima seluruh history data transaksi yang dilakukan di dalam sistem Blockchain tersebut. Dan juga setiap transaksi dapat divalidasi secara independen. Tidak lagi diperlukan suatu sistem gerbang pembayaran atau transaksi nasional maupun internasional yang menggantungkan seluruh pertukaran data hanya pada satu sistem yang disediakan oleh perusahaan penyedia. Seluruh data akan tersebar kepada semua pihak yang tergabung dalam satu sistem blockchain, sehingga meningkatkan keandalan data karena tidak tergantung pada satu penyedia saja yang membutuhkan biaya investasi sekunder seperti sistem DRC (Disaster Recovery Center) untuk mendukung keamanan sistem.
Akhirnya, teknologi blockchain memang akan membawa perubahan radikal bagi sistem bisnis tradisional yang kita kenal selama ini. Pilihan satu-satunya yang tertinggal adalah menyesuaikan dan lakukan perubahan, atau tergilas oleh perubahan itu sendiri. Dunia kita akan terus berubah. Teknologi akan selalu berevolusi. Revolusi Industri ke 4, akan melahirkan begitu banyak hal baru yang fantastis dan mungkin membuat kita geleng-geleng kepala. Teknologi ini masih relatif baru dan berada di tahapan awal pengembangannya. Ada tantangan dan juga resiko baik secara teknis ataupun dari segi legalitas hukum.
Semua tantangan dan resiko tersebut, mau tidak mau harus disikapi oleh semua elemen terkait, sebelum dunia mengadopsi teknologi Blockchain secara holistik. Namun paling tidak, jalan sudah terbuka lebar dan kita harus siap melaju di atasnya.
Kamu tertarik untuk belajar mengenai Blockchain lebih dalam? Di program studi Informatika ITHB kamu bisa belajar tentang Blockchain dan bagaimana menerapkannya untuk membantu kehidupan manusia. Apalagi Kepala Prodi Informatika, Ir. Inge Martina, M.T. memilki sertfikasi di bidang MIT Blockchain. Wah keren!
Oh iya, bocoran khusus untuk kamu, lulusan ITHB banyak yang diterima di kancah global. Kamu bisa cek kiprah lulusan-lulusan ITHB di link berikut (linktr.ee/KGJC)
Ayo ambil langkah pertama untuk mengetahui bidang-bidang karier apa saja yang tepat untukmu, dengan bertemu dosen dan mahasiswa ITHB di jadwal Zoom berikut ini : https://linktr.ee/KPSITHB
Kami tunggu ya!
Daftar Pustaka:
https://www.cnbcindonesia.com/opini/20180115141943-14-1494/blockchain-masa-depan-industri
https://digitalis.id/blog/use-case-blockchain-di-berbagai-sektor-industri/
http://blockchain-revolution.com/
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/blockchain
https://www.wealthdaily.com/search?query=blockchain
https://www.wealthdaily.com/articles/beyond-bitcoin-blockchain-2018/90697