Artikel
2021-12-02 | ITHB
CEO Talks ITHB: BCA Digital solusi tepat produk perbankan bagi generasi millenial

Situasi pandemi tidak menyurutkan Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) dalam menggelar berbagai program terbaik untuk para mahasiswa. Salah satu yang rutin diselenggarakan adalah CEO Talk, yang menghadirkan sejumlah Chief Executive Officer dari berbagai perusahaan papan atas nasional ataupun tokoh-tokoh publik berskala nasional. Terbaru, ITHB kembali menggelar event serupa, Jumat 26 November 2021 yang kali ini dikemas dalam format webinar.

Mengusung tema “Facing Disruption in The Financial Industry: Managing Millennial Customers”, ITHB menghadirkan Lanny Budiati sebagai keynote speaker dengan Rektor ITHB Dr. Ir. Samuel Tarigan MBA bertindak sebagai moderator.

Lanny Budiati sendiri merupakan Direktur Utama dari PT. BCA Digital yang merupakan anak perusahaan termuda dari BCA Group yang mengusung konsep “Bank Robot”  atau bank yang bergerak secara utuh dalam platform digital. Membidik generasi millennial sebagai target market utama, BCA Digital hadir sebagai jawaban bagi para digital savvy yang mendambakan konsep baru dalam setiap urusan perbankan. Dikutip dari laman resminya, sejarah PT. BCA Digital bermula ketika BCA Group melakukan akuisisi terhadap PT Bank Royal Indonesia di akhir tahun 2019, sebelum akhirnya membidani lahirnya bank digital pertama di Indonesia tersebut.

Menjawab pertanyaan kenapa BCA Digital hadir padahal BCA sendiri merupakan bank dengan layanan digital tercanggih saat ini, Lanny Budiati memaparkan bahwa “anak bungsu” BCA ini dilahirkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Menurutnya dari 274 juta penduduk, 92 juta di antaranya masih berstatus unbanked atau belum membuka rekening di bank manapun. Dengan data pengguna internet ada di angka 74%, ia memastikan bahwa segmen market untuk bank digital masih sangat besar.

“Saat ini ada sekitar 36 juta penduduk Indonesia yang memakai mobile banking meskipun kita bisa melakukan penetrasi hingga ke angka 88 juta. Jadi apa yang mau dilihat dari sini adalah, marketnya sangat besar. Dari sini BCA Digital bisa masuk untuk menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia menjadi cashless society. Bank BCA Digital tidak memiliki kantor-kantor cabang seperti BCA yang kita kenal sekarang. Tidak perlu adanya gelontoran investasi hanya untuk menyewa kantor, karena itu mahal sekali. Dimana ada signal internet, di situ masyarakat bisa melakukan ragam aktivitas perbankan lewat aplikasi “Blu” yang dimiliki oleh Bank BCA Digital,“ urai pemilik “jam terbang” 30 tahun dalam dunia perbankan ini.

Lebih lanjut dalam pemaparannya, perempuan luar biasa yang senang membaca dan memiliki hobi unik yaitu menerjemahkan teori menjadi hasil nyata ini menguraikan empat hal yang membedakan Bank BCA Digital dengan bank konvensional yaitu smartphone based, branchless banking, digital savvy, all in one platform serta digital ecosystem. 

Sementara itu, satu acuan utama yang digunakan BCA Digital dalam menelurkan produk adalah customer behavior, dimana Focus Group Discussion (FGD) menjadi ujung tombak dalam memperoleh semua jenis informasi tentang perilaku dan keinginan publik untuk bank idaman mereka. Di samping itu, metode survey dan usability testing juga diadopsi untuk memperkuat data yang dibutuhkan.

“Kami mendengarkan apa yang dikatakan nasabah dan kami juga mengikuti apa yang dibutuhkan nasabah. Statement “We listen to understand you”, benar-benar kami lakukan di BCA Digital dan itu tidak hanya slogan semata,” lanjut Lanny yang memulai kariernya di BCA sebagai management trainee.

“Dari FGD kami menemukan fakta yang lucu terkait perilaku nasabah generasi millennial ini. Mereka menyebut diri mereka generasi mager –malas gerak- dan rebahan. Maksudnya adalah mereka mau semua urusan perbankan beres meskipun dilakukan sambil rebahan. Selain itu, anak-anak muda ini menginginkan aplikasi perbankan yang super cepat supaya tidak boros pulsa. Sementara hal penting lain bagi mereka adalah apa yang disebut mending beli gorengan dari pada bayar admin bank.”

Dari sejumlah survei yang diadakan, BCA Digital menemukan DNA dari perilaku nasabah milenial saat ini yaitu Keterbukaan, Lentur, Digital dan Cepat. 

“Terbuka adalah semua harus terang benderang, jangan ada biaya-biaya tersembunyi yang tidak dijelaskan. Kelenturan berbicara tentang preferensi anak-anak muda yang cepat sekali berubah. Dari sana BCA Digital menciptakan produk yang menyesuaikan dengan preferensi mereka. Waktu yang demikian berharga membuat faktor kecepatan menjadi salah satu keinginan utama nasabah millennial, di samping tentunya semua harus serba digital.”

Salah satu keistimewaan yang diusung oleh Bank BCA Digital ini adalah konsep “nomor rekening cantik” dimana nasabah bisa memilih nomor rekening favorit mereka. Dari 12 digit nomor rekening, 8 angka terakhir bisa ditentukan sendiri oleh calon nasabah. Inovasi ini merupakan implementasi nyata dari digital customer behavior.

“Konklusinya adalah, apapun yang BCA Digital lakukan, semuanya dimulai dari nasabah,” pungkas Lanny Budiati di akhir pemaparannya.

Sementara itu, Rektor ITHB Dr. Ir. Samuel Tarigan MBA, melayangkan respon positif terhadap apa yang dilakukan oleh BCA Digital, yang baru berusia 6 Bulan sejak pertama kali di launching July 2021. Menurutnya memang terjadi disrupsi di semua sektor termasuk perbankan, akibat kemajuan teknologi digital saat ini. 

“Kita sangat terkesan karena ternyata BCA itu memiliki telinga yang lebar dengan mata yang terbuka untuk melihat kebutuhan customer. Kita belum pernah melihat produk banking seperti ini di Indonesia yang benar-benar menjawab kebutuhan nasabah dan tepat mengena ke segmen market yang dibidik. Saya melihat ini bukan konsep BCA mobile yang kemudian ditambah atau dipoles sana sini, tetapi benar-benar merupakan konsep baru,” tegas sosok rektor bersahaja yang juga akrab disapa dengan nama Dr. Sam ini.

Di penghujung acara, diadakan sesi perekrutan karyawan BCA Digital yang disambut baik oleh sekitar 650 mahasiswa peserta webinar. Adapun ITHB selama ini memang menjadi tujuan utama dari BCA Group dalam mencari talenta-talenta muda berbakat untuk mengembangkan karier profesional mereka.

Dr. Sam mendorong mahasiswa ITHB untuk bisa memanfaatkan peluang emas ini sebagai momentum untuk meluncurkan karier di dunia kerja nyata. Apalagi perguruan tinggi ini memang memiliki trademark dengan tingginya persentase mahasiswa yang direkrut oleh sejumlah perusahaan papan atas seperti BCA, di saat mereka masih berkuliah. 

“Saya dorong mahasiswa ketika melihat presentasi seperti ini, untuk cepat menangkap peluang dengan melihat orang-orang seperti apa yang dibutuhkan BCA. Apalagi mereka yang memiliki kemampuan bisnis, analisa, kreatif dan kemampuan teknikal,” pungkas Dr. Sam.

Jadi untuk kamu yang masih berada di kelas XII SMA, yuk segera daftar dan bergabung menjadi keluarga besar Harapan Bangsa dan raih masa depan suksesmu. CEO BCA Digital saja sudah mengakui bahwa kurikulum ITHB yang progresif dan holistik sangat dibutuhkan di dunia kerja.

Selain itu juga kamu bisa memantapkan program studi pilihanmu dengan mengikuti KPS yang diselenggarakan mulai dari hari Selasa sampai dengan Kamis. Untuk link zoom KPS, kamu bisa cek di link berikut ini ya linktr.ee/KPSITHB