Dalam satu hari saja, TikTok bisa mengenal diri Anda dengan sangat baik. Bisa dikatakan TikTok seperti memiliki kemampuan untuk membaca pikiran Anda!
Kenapa bisa demikian?
Artificial Intelligence (AI) dan produk turunannya seperti Machine Learning dan Recommendation Engine adalah jawabannya.
Tak heran jika aplikasi besutan perusahaan China, ByteDance ini, berhasil memepet Facebook dengan 1 miliar pengguna aktif setiap bulannya. Bahkan menurut Sensor Tower, aplikasi ini sudah diunduh sebanyak 2 miliar kali di sepanjang tahun 2020. Dalam sebuah survey, TikTokers (demikian pengguna aplikasi ini disebut), rata-rata menghabiskan 52 menit dan menonton lebih dari 200 video setiap hari.
Singkat kata, TikTok adalah salah satu success story terbesar dari Artificial Intelligence! Tanpa AI, aplikasi ini tidak akan sehebat hari ini. TikTok sangat bergantung pada AI untuk 2 faktor utama.
Pertama dari sisi TikTokers, di mana algoritme AI bisa dengan sangat akurat mempelajari keinginan seorang TikToker. Ditunjang dengan salah satu recommendation engine terbaik, konten-konten favoritpun akan segera tersedia hanya dalam satu klik.
Bagaimana caranya?
Mengenal Pola Dasar dari Design Recommendation Engine TikTok.
Sebetulnya recommendation engine (RE) bukan hal baru di industri IT. Beberapa menyebut bahwa RE merupakan bentuk AI jaman baheula, karena terlalu sederhana tanpa fitur seperti image recognition ataupun language generation. Meski demikian, RE tetap merupakan salah satu komponen vital yang digunakan hingga hari ini oleh berbagai aplikasi seperti Youtube dan Amazon. Dalam aplikasi TikTok, RE bermutasi dalam bentuk “User Centric Design”.
Sederhananya, TikTok hanya akan menyuplai setiap penggunanya dengan konten yang mereka sukai. “Nge-Like” adalah komponen vital dalam aplikasi ini dan algoritme AI akan dengan cepat merekam setiap “hati merah” yang muncul dari setiap pengguna. Jika Anda “nge-like” sebuah konten dancing, konten yang disiapkan akan dipersonalisasikan ke dalam kategori hiburan. Setelah itu, gerak-gerik Anda akan dianalisa oleh algoritme AI. Bisa dibayangkan hebatnya AI yang bisa menganalisa Anda hanya dalam 60 detik –durasi dari setiap konten TikTok-. Sederhananya, AI akan segera menyusun sebuah dataset mengenai Anda tepat setelah satu konten selesai dilihat.
Sumber: pexels.com
Perhatikan bahwa TikTok memiliki 3 langkah penting dalam hal ini. Pertama Tagging The Content (memberikan tag untuk konten). Kedua adalah Creating User Profiles (menyusun profile pengguna). Ketiga adalah Serving Recommendation Algorithms (menyajikan rekomendasi).
Yuk kita ulik satu per satu ya…
Tagging The Content.
Setelah semua data terkumpul, semuanya akan dikirimkan ke dalam recommendation engine untuk kemudian masuk ke tahapan Creating User Profile.
Serving Recommendation Algorithms. TikTok memang tidak pernah mengungkap rahasia mereka dalam hal ini. Tapi perkiraan yang paling akurat adalah seperti ini: TikTok mempunyai jutaan konten yang diunggah setiap harinya. Konten-konten negatif (pronografi, hatespeech, dll) bisa dengan mudah menyusup. Bahkan TikTok pernah mengalami pengalaman pahit dalam hal ini, ketika dibredel oleh beberapa negara akibat konten yang mengandung unsur pornografi. Mengantisipasi hal itu, TikTok mengadopsi “duo review” sebagai algoritme utama dalam system sensor konten. Keduanya adalah Machine Review dan Manual Review.
Konten yang sukses melewati “duo review”, akan dikumpulkan ke dalam sebuah store yang disebut traffic pool. Contohnya begini. Setelah video Anda berhasil direview, TikTok akan mencari 200-300 TikTokers dimana video Anda akan ditampilkan dengan harapan akan terus viral ke pengguna lainnya. Apalagi kalau video Anda ditonton oleh seorang influencer, bisa dipastikan viewers akan bisa ribuan.
TikTok kemungkinan menggunakan aplikasi Storm Cluster untuk memproses real time sampel data seperti jumlah klik, banyaknya likes, komentar dan juga jumlah share dari sebuah konten.
Sumber: unsplash.com
Kedua. Setelah membahas ketergantungan TikTok pada AI dari sisi TikTokers, sekarang mari lihat bagaimana AI memainkan perannya dari sisi si pembuat konten. AI menolong para produser untuk membuat dan menghasilkan konten-konten yang kemungkinan besar bisa viral. Caranya adalah dengan menyederhanakan proses mengedit sebuah video/konten lalu memberikan saran dalam hal penggunaan jenis musik, hashtag, filters, serta beragam fitur lainnya yang sementara trending atau terbukti paling populer.
Last but not least, sementara ByteDance terus mengasah diri untuk makin menyempurnakan TikTok, tak dapat disangkal bahwa aplikasi ini akan makin moncer sejak pertama kali diluncurkan untuk umum September 2017 silam. Hingga hari ini, TikTok menjadi sangat dominan dan sangat susah untuk digeser oleh pesaing lainnya. ByteDance dengan begitu cerdik berhasil membawa sebuah ide konvensional ke dalam sebuah dimensi berbeda lewat Artificial Intelligence, juga menjadi sebuah momentum bagi dunia dalam memasuki era teknologi yang makin canggih.
Welcome to the TikTok phenomenon !!
Kamu tertarik untuk belajar mengenai Artificial Intelligence lebih dalam? Di di program studi Teknik Informatika ITHB kamu bisa belajar tentang artificial intelligence dan machine learning dan bagaimana menerapkannya untuk membantu kehidupan manusia, baik dalam bidang teknologi, desain, maupun bisnis Ayo ambil langkah pertama untuk mengetahui bidang-bidang karier apa saja yang tepat untukmu, dengan bertemu dosen dan mahasiswa ITHB di jadwal Zoom berikut ini:
Kami tunggu ya!
Referensi:
https://thinkml.ai/how-tiktok-has-become-worlds-top-application-using-ai/
https://towardsdatascience.com/why-tiktok-made-its-user-so-obsessive-the-ai-algorithm-that-got-you-hooked-7895bb1ab423
https://knowledge.insead.edu/entrepreneurship/the-tiktok-strategy-using-ai-platforms-to-take-over-the-world-11776
https://www.analyticssteps.com/blogs/how-artificial-intelligence-ai-making-tiktok-tick
https://medium.com/beautytech-jp/how-cutting-edge-ai-is-making-chinas-tiktok-the-talk-of-town-4dd7b250a1a4
https://www.google.com/amp/s/artificialintelligenceindonesia.com/mengapa-kamu-kecanduan-tik-tok/amp/
https://www.appier.com/blog/what-is-a-recommendation-engine-and-how-does-it-work/
https://netmonk.id/hubungan-antara-artificial-intelligence-dan-machine-learning