Hanya mereka dengan rencana matang dan visi yang jelas akan mampu untuk menapaki dunia entrepreneur yang dikenal notorious.
Ivana Magdalena, begitu nama gadis itu. Menyandang gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), ia diterima bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ketika masih kuliah. Ia bertahan selama 1 tahun 2 bulan di tempat itu. Ketika akhirnya memutuskan untuk resign, ia mulai membangun bisnis sambil mencoba peruntungan siapa tahu bisa bekerja di perusahaan lain.
“Setelah memutuskan resign, saya bersyukur bisa fokus mengerjakan hal yang selama ini membuat penasaran, ingin mencoba membangun usaha makanan dan clothing. Saya pun mengupgrade diri dan skill. Banyak sekali tantangan sesudah saya resign dari perusahaan, terutama dari keluarga besar yang mengatakan bahwa, “Emangnya laku berapa cuma jualan kue dan baju? Susah sekarang cari kerja, kenapa resign, padahal gajinya gede di tempat yang dulu.”
Sampai akhirnya, ia diterima bekerja sebagai wakil store manager di salah satu toko Creative Stationery -@creativ.st-, sebuah outlet alat tulis menulis di kota Bandung. Di pekerjaannya yang baru, ia diserahi tanggung jawab yang cukup berat yaitu memastikan bahwa toko itu berkembang.
Ia pun bergegas dengan sederet program kerja seperti launch new product, melakukan analisis pengembangan usaha seperti riset kompetitor, analisis STP, membuat marketing mix, mencari reseller, kerja sama dengan tim desain untuk mengelola sosial media, mengelola toko online, mengelola home brand/merk produk sendiri seperti @tulis.official, serta mengatur karyawan.
Di sela-sela kesibukan sebagai karyawan, Ivana juga berhasil membidani dua jenis usaha yang ia tekuni yaitu industri food and beverage berlabel @yuu.taste dan di industri clothing dengan brand @ogs.cloth.indo.
“Kenapa bisnisnya aku spesifikin ke food and beverage dan clothing, karena aku pikirin bisnis yang menjadi kebutuhan masyarakat setiap hari dan bisa berjalan dalam jangka waktu yang panjang dan gak pernah kemakan waktu.
Food and beverage, semua orang pasti butuh makan. Banyak juga orang yang sehari-harinya suka ngemil. Makanya aku bikin @yuu.taste. Yuu Taste ini sendiri awalnya karena mama aku dulu harus membantu ekonomi keluarga dengan menjual rempeyek. Lalu, aku rasa ini sayang banget kalau segini-segini aja. Dari yang tadinya cuma rempeyek dan ikan bandeng presto, sekarang udah banyak menu. Social media management, aku coba belajar desain lewat Canva, ikut seminar-seminar, serta ikut bazar supaya brand yang aku buat bisa dikenal banyak orang.
Gimana dengan clothing. Setiap hari orang memakai pakaian yang pasti berbeda. Aku lihat ada potensi di bidang ini. Brand yang aku kembangkan di industri ini dikenal dengan nama @ogs.cloth.indo.”
Kemampuan Ivana untuk menempatkan dirinya sebagai seorang karyawan di toko dan atasan di dalam bisnis yang ia bangun, tentu membutuhkan banyak keterampilan. Di sinilah peran ITHB nampak dengan nyata.
“ITHB membantu aku untuk berada di posisi yang sekarang, di mana aku bisa berkomunikasi baik dengan rekan kerjaku terutama lewat communication skill yang diajarkan. Bagaimana cara aku solve problem dengan tenang dan jargon Teknik Industri yang masih aku pegang sampai hari ini bahwa “there is no best way, but there is always a better way. Selama berkuliah di ITHB, banyak experience yang aku dapatkan seperti melatih skill, mental, cara bekerja sama dengan orang yang memiliki macam-macam kepribadian, cara menangani masalah di bawah tekanan, bagaimana bertanggung jawab saat memegang sebuah acara, serta belajar tegas dan bisa menjadi orang yang kuat sampai hari ini.”
Pada akhirnya, sangat penting untuk memilih universitas mana yang bisa membangun seseorang menjadi pribadi yang lengkap dan siap untuk menjajal kerasnya dunia kerja dan usaha. Ilmu yang didapat akan percuma jika tidak dibarengi dengan karakter yang baik.